top of page

Community-Led Marketing: Beneran Berbasis Komunitas atau Cara Cepat Profi

  • Writer: Roepa by Jendela
    Roepa by Jendela
  • Sep 2
  • 2 min read

ree

Kalo lagi ada rame, pasti brand ingin lompat dalam arus tren. Saat brand ikut serta dalam tren, brand menunjukkan bahwa mereka itu kekinian, relevan.


Dan cara paling mudah untuk terlihat kekinian adalah dengan Community-Led Marketing ketika brand berinteraksi, berkolaborasi, atau bergabung dengan komunitas untuk reach konsumen.


Komunitas isinya anggota yang tertarikaktif, sekaligus loyal pada komunitas tersebut. Hal-hal yang pasti diinginkan sebuah brand.


Dengan community-led marketing, brand bisa masuk dalam kelompok yang sudah terbentuk tanpa mengeluarkan banyak waktu atau usaha.


Photo Source : Infopublik
Photo Source : Infopublik

Ada dua jenis community-led marketing, yaitu :

  1. Organic Marketing.

Yang menyatukan para anggota adalah kesenangan mereka terhadap brand tersebut (Misalnya: Bukan sekedar komunitas motor, tapi komunitas VESPA)

  1. Sponsored Marketing.

Brand langsung terjun ke komunitas dengan menginjeksi nama mereka. (Contohnya : sponsorship atau paid promote)


Tujuan utama community-led marketing : menempatkan brand sebagai bagian dari kehidupan konsumen.


Photo Source : Infoeventjatim
Photo Source : Infoeventjatim

Lalu, bagaimana brand bisa melakukan community-led marketing? Cara yang sering dilakukan adalah melalui komunitas yang sedang popular.


Seperti kasusnya dengan Padel.


Sampoerna Group membuka lapangan padel di Sampoerna Strategic Square, Bank Mandiri dan DOOgether membuka Padel; Parc, Advan menyelenggarakan kompetisi Padel. Banyak brand mulai membuka lapangan atau klub padel sendiri.


Photo Source : Antaranews
Photo Source : Antaranews

Mereka melihat peluang dari popularitas padel, dan merespons demikian rupa.


Namun, resiko terbesar ini adalah faktor unpredictability dan

unsustainable. Tidak ada kepastian sampai kapan orang akan tertarik.


Bisa dibilang community-led marketing adalah solusi jangka pendek bagaimana menarik pasar dalam waktu sesingkat-singkatnya.


Cepat kilat mendapatkan untung, tapi ada dampak negatif jika tidak direncanakan dengan baik. Jadinya bumerang ke brand:

  1. Brand bisa kena kritik.

Keterlibatan brand terkesan tidak tulus. Alhasil, brand dapat dikritik oleh konsumen karena tidak autentik.

  1. Brand bisa kehilangan kepercayaan.

Jika brand gonta-ganti pasar terus, kesannya oportunis. Konsumen jadi bertanya: mengapa loyal pada brand, jika brand tidak bisa loyal pada pelanggan?


Bukan berarti brand tidak boleh coba community-led marketing. Ketika dilakukan dengan benar, community-led marketing justru bisa membawa perubahan positif jangka panjang.


Photo Source : Marketeers
Photo Source : Marketeers

Lalu, bagaimana melakukan community-led marketing yang baik?

  1. Memiliki tujuan dan values yang serupa.

Ketika memiliki nilai-nilai yang sama, hubungan brand dan komunitas bukan hanya sekedar sumber keuntungan, tetapi sebagai collaborators dengan satu misi. Sentuhan brand terasa organik dan autentik.

  1. Mempunyai komitmen tinggi.

Ketika brand rela investasikan waktu untuk mendukung perkembangan komunitas, orang bisa melihat adanya komitmen dan jadi percaya pada brand. Akhirnya bisa meningkatkan brand trust secara organik.


Intinya, komunitas dibangun berdasarkan hubungan antarmanusia yang mempunyai ketertarikan serupa, dan community-led marketing mengandalkan hubungan manusia ini. Oleh karena itu, perlakukan komunitas-komunitas ini sebagai manusia, bukan sekedar target keuntungan.




ree

Comments


bottom of page